Post by Boy on Dec 1, 2006 0:51:25 GMT -5
The King's Witch, 1 & 2 Desember 2006, 20.00 WIB, Graha Bakti Budaya TIM, Jakarta
Opera kontemporer karya Tony Prabowo. Kisah tentang Calon Arang yang ditulis oleh Goenawan Mohamad dengan interpretasi yang berbeda.
Pada awalnya, The King's Witch merupakan "pesanan" (commission) dari Lloyd B. Erikson pada Tony Prabowo, sebagai bentuk penghargaan bagi Eben W. Erikson dan Marie B. Erikson. Penampilan perdana The King's Witch dibawakan oleh The New Juilliard Ensemble dengan konduktor Joel Sachs, pada 21 November 2000 di Alice Tully Hall, Lincoln Center, New York. Dengan adanya keterbatasan dana dan ruang panggung, karya yang ditulis sebagai opera, diperdanakan tanpa pemanggungan.
The King's Witch berkisah tentang Calon Arang, seorang penyihir perempuan asal Jawa yang tinggal di Girah, Kediri, di Abad 12. Ia memiliki seorang anak perempuan yang sangat cantik bernama Manjali, yang tidak kunjung menemukan pasangan hidup karena seluruh laki-laki takut terhadap ibunya. Nasib Manjali yang kurang beruntung ini membuat Calon Arang sedemikian marahnya hingga Calon Arang menyebarkan wabah penyakit yang sangat mematikan ke seluruh Kerajaan Kediri. Untuk menghadapi masalah ini, Raja Airlangga menyuruh pendetanya yang paling terhormat, Empu Bharada, Untuk menyingkirkan Calon Arang.
Hal ini bukan tugas yang mudah bagi Empu Bharada, mengingat Calon Arang memiliki kitab yang berisi mantra-mantra sihir yang membuatnya tak terkalahkan. Untuk menyingkirkan Calon Arang, Empu Bharada harus terlebih dulu merebut buku tersebut. Sebagai awalan, ia merencanakan pernikahan antara salah satu muridnya dengan Manjali. Pada suatu malam setelah akhirnya mereka menikah, pasangan pengantin tersebut mencuri kitab suci Calon Arang. Seketika itu juga Calon Arang kehilangan kekuatannya, dan dengan mudah dapat dibunuh.
Secara tradisional, legenda di atas diceritakan dari sudut pandang raja. Walaupun demikian, Calon Alang dan penduduk desa Girah bisa saja memiliki versi cerita yang berbeda kalau saja mereka diberi kesempatan untuk bercerita.
Berangkat dari premis di atas, Goenawan Mohamad menginterpretasi ulang kisah tentang Calon Arang. Di sini, cerita dilihat dari kaca mata Calon Arang, anaknya Manjali, dan Raja Airlangga, dalam rangkaian image yang berpusat pada Manjali, yang terjebak di antara plot terencana Sang Raja dan cintanya pada ibunya.
Berbeda dari opera pada umumnya, naskah ini tidak berupa aria (dialog yang dinyanyikan) , melainkan puisi-puisi panjang yang dibawakan dengan cara bernyanyi.
Komponis dan Pengarah Musik: Tony Prabowo
Penulis Naskah (libretto): Goenawan Mohamad
Sutradara: Yudi Tajudin
Desainer Panggung dan Tata Cahaya: Iskandar Loedin
Penata Suara: Totom Kodrat
Manajer Panggung: Toto Arto.
Menampilkan:
* Continuum Ensemble (New York), dengan Joel Sachs sebagai dirigen
* Batavia Madrigal Singers, dengan Avip Priatna sebagai chorus master
* Abigail Fischer (Canada), sebagai Manjali
* Bo Chang (Korea), sebagai Calon Arang
* Michael Smallwood (Inggris), sebagai Raja Airlangga
* Aktor-aktor dari Teater Garasi.
Juga menyajikan:
Pastoral, 1 & 2 Desember 2006, 20.00 WIB, Graha Bakti Budaya TIM, Jakarta
Musik untuk 2 vokal dan kuartet gesek, dengan pemanggungan. Pastoral merupakan rangkaian 12 puisi tentang kebahagiaan seperti yang ditemukan dalam pengalaman sensual; jelas dan singkat. Atau juga seperti pagi hari di suatu desa di Bali.
Komponis dan Pengarah Musik: Tony Prabowo
Puisi dan Sutradara: Goenawan Mohamad
Koreografer: Okty Budiati.
Menampilkan:
* Momenta Quartet (New York), string quartet
* Nyak Ina Raseuki (aka Ubiet), soprano
* Binu Sukaman, soprano
Tiket
Kelas 1 – Rp 150.000
Kelas 2 – Rp 100.000
Balkon – Rp 50.000
Ticket box: Graha Bakti Budaya TIM
Fenia 0818.88.00.10
--------------------------------------------------------------------------------
Opera kontemporer karya Tony Prabowo. Kisah tentang Calon Arang yang ditulis oleh Goenawan Mohamad dengan interpretasi yang berbeda.
Pada awalnya, The King's Witch merupakan "pesanan" (commission) dari Lloyd B. Erikson pada Tony Prabowo, sebagai bentuk penghargaan bagi Eben W. Erikson dan Marie B. Erikson. Penampilan perdana The King's Witch dibawakan oleh The New Juilliard Ensemble dengan konduktor Joel Sachs, pada 21 November 2000 di Alice Tully Hall, Lincoln Center, New York. Dengan adanya keterbatasan dana dan ruang panggung, karya yang ditulis sebagai opera, diperdanakan tanpa pemanggungan.
The King's Witch berkisah tentang Calon Arang, seorang penyihir perempuan asal Jawa yang tinggal di Girah, Kediri, di Abad 12. Ia memiliki seorang anak perempuan yang sangat cantik bernama Manjali, yang tidak kunjung menemukan pasangan hidup karena seluruh laki-laki takut terhadap ibunya. Nasib Manjali yang kurang beruntung ini membuat Calon Arang sedemikian marahnya hingga Calon Arang menyebarkan wabah penyakit yang sangat mematikan ke seluruh Kerajaan Kediri. Untuk menghadapi masalah ini, Raja Airlangga menyuruh pendetanya yang paling terhormat, Empu Bharada, Untuk menyingkirkan Calon Arang.
Hal ini bukan tugas yang mudah bagi Empu Bharada, mengingat Calon Arang memiliki kitab yang berisi mantra-mantra sihir yang membuatnya tak terkalahkan. Untuk menyingkirkan Calon Arang, Empu Bharada harus terlebih dulu merebut buku tersebut. Sebagai awalan, ia merencanakan pernikahan antara salah satu muridnya dengan Manjali. Pada suatu malam setelah akhirnya mereka menikah, pasangan pengantin tersebut mencuri kitab suci Calon Arang. Seketika itu juga Calon Arang kehilangan kekuatannya, dan dengan mudah dapat dibunuh.
Secara tradisional, legenda di atas diceritakan dari sudut pandang raja. Walaupun demikian, Calon Alang dan penduduk desa Girah bisa saja memiliki versi cerita yang berbeda kalau saja mereka diberi kesempatan untuk bercerita.
Berangkat dari premis di atas, Goenawan Mohamad menginterpretasi ulang kisah tentang Calon Arang. Di sini, cerita dilihat dari kaca mata Calon Arang, anaknya Manjali, dan Raja Airlangga, dalam rangkaian image yang berpusat pada Manjali, yang terjebak di antara plot terencana Sang Raja dan cintanya pada ibunya.
Berbeda dari opera pada umumnya, naskah ini tidak berupa aria (dialog yang dinyanyikan) , melainkan puisi-puisi panjang yang dibawakan dengan cara bernyanyi.
Komponis dan Pengarah Musik: Tony Prabowo
Penulis Naskah (libretto): Goenawan Mohamad
Sutradara: Yudi Tajudin
Desainer Panggung dan Tata Cahaya: Iskandar Loedin
Penata Suara: Totom Kodrat
Manajer Panggung: Toto Arto.
Menampilkan:
* Continuum Ensemble (New York), dengan Joel Sachs sebagai dirigen
* Batavia Madrigal Singers, dengan Avip Priatna sebagai chorus master
* Abigail Fischer (Canada), sebagai Manjali
* Bo Chang (Korea), sebagai Calon Arang
* Michael Smallwood (Inggris), sebagai Raja Airlangga
* Aktor-aktor dari Teater Garasi.
Juga menyajikan:
Pastoral, 1 & 2 Desember 2006, 20.00 WIB, Graha Bakti Budaya TIM, Jakarta
Musik untuk 2 vokal dan kuartet gesek, dengan pemanggungan. Pastoral merupakan rangkaian 12 puisi tentang kebahagiaan seperti yang ditemukan dalam pengalaman sensual; jelas dan singkat. Atau juga seperti pagi hari di suatu desa di Bali.
Komponis dan Pengarah Musik: Tony Prabowo
Puisi dan Sutradara: Goenawan Mohamad
Koreografer: Okty Budiati.
Menampilkan:
* Momenta Quartet (New York), string quartet
* Nyak Ina Raseuki (aka Ubiet), soprano
* Binu Sukaman, soprano
Tiket
Kelas 1 – Rp 150.000
Kelas 2 – Rp 100.000
Balkon – Rp 50.000
Ticket box: Graha Bakti Budaya TIM
Fenia 0818.88.00.10
--------------------------------------------------------------------------------