Post by ant on Dec 21, 2005 0:22:43 GMT -5
Keberadaan Bahasa Indonesia kini terancam terpinggirkan akibat pengaruh budaya global terutama pemakaian bahasa asing dalam berbagai bentuk kegiatan komunikasi massa.
"Banyak institusi yang tidak konsisten terhadap kaedah Bahasa Indonesia yang benar terutama bentuk komunikasi massa seperti nama perusahaan, kawasan perumahaan, papan reklame, pusat perbelanjaan dan sebagainya," Kata Kepala Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional DR. Dendy Sugono di Padang, Sabtu.
Menurutnya, akibat pengaruh global terutama oleh Bahasa Inggris secara langsung yang diserap ke dalam Bahasa Indonesia, mengakibatkan masyarakat mulai tidak menghargai bahasa nasionalnya sendiri.
"Kondisi itu secara langsung memberikan pendidikan bahasa yang salah terhadap masyarakat, sehingga mereka akan terbiasa menggunakan Bahasa Indonesia yang salah dan tidak tepat," jelasnya.
Jika ini terus berlangsung, maka dalam beberapa tahun mendatang Bahasa Indonesia tidak lagi menjalankan fungsinya sebagai bahasa nasional.
"Sudah saatnya pemerintah melalui istitusi terkaitnya menyelamatkan bahasa Indonesia dari keterpinggiran, harus ada rancangan peraturan daerah yang menjadi kekuatan hukum guna menindak seluruh institusi yang tidak menggunakan bahasa Indonesia yang benar," jelasnya.
Ditambahkan Dendy, pihaknya bekerjasama dengan Gubernur DKI Jakarta dalam waktu dekat akan membicarakan peraturan daerah terkait penggunaan Bahasa Indonesia yang benar terhadap nama kawasan, perkantoran dan juga papan reklame di jalan dan istilah publik lainnya.
"Usaha itu hendak juga diikuti oleh pemerintah daerah lainnya agar Bahasa Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri," demikian Dendy.
"Banyak institusi yang tidak konsisten terhadap kaedah Bahasa Indonesia yang benar terutama bentuk komunikasi massa seperti nama perusahaan, kawasan perumahaan, papan reklame, pusat perbelanjaan dan sebagainya," Kata Kepala Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional DR. Dendy Sugono di Padang, Sabtu.
Menurutnya, akibat pengaruh global terutama oleh Bahasa Inggris secara langsung yang diserap ke dalam Bahasa Indonesia, mengakibatkan masyarakat mulai tidak menghargai bahasa nasionalnya sendiri.
"Kondisi itu secara langsung memberikan pendidikan bahasa yang salah terhadap masyarakat, sehingga mereka akan terbiasa menggunakan Bahasa Indonesia yang salah dan tidak tepat," jelasnya.
Jika ini terus berlangsung, maka dalam beberapa tahun mendatang Bahasa Indonesia tidak lagi menjalankan fungsinya sebagai bahasa nasional.
"Sudah saatnya pemerintah melalui istitusi terkaitnya menyelamatkan bahasa Indonesia dari keterpinggiran, harus ada rancangan peraturan daerah yang menjadi kekuatan hukum guna menindak seluruh institusi yang tidak menggunakan bahasa Indonesia yang benar," jelasnya.
Ditambahkan Dendy, pihaknya bekerjasama dengan Gubernur DKI Jakarta dalam waktu dekat akan membicarakan peraturan daerah terkait penggunaan Bahasa Indonesia yang benar terhadap nama kawasan, perkantoran dan juga papan reklame di jalan dan istilah publik lainnya.
"Usaha itu hendak juga diikuti oleh pemerintah daerah lainnya agar Bahasa Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri," demikian Dendy.