Post by Rahadian on Dec 13, 2005 4:09:19 GMT -5
Sepasang kakek dan nenek pergi
belanja di sebuah
toko suvenir untuk mencari
hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata
mereka
tertuju kepada sebuah cangkir
yang cantik.
"Lihat cangkir itu," kata si nenek kepada
suaminya.
"Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah
aku lihat," ujar si kakek.
Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba
cangkir yang dimaksud
berbicara, "Terima kasih untuk perhatiannya,
perlu
d**etahui bahwa aku
dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir
yang
dikagumi, aku hanyalah
seonggok tanah liat yang
tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang
pengrajin dengan tangan kotor
melempar aku ke sebuah roda berputar.
Kemudian
ia mulai memutar-mutar aku
hingga aku merasa pusing. Stop! Stop! Aku
berteriak, Tetapi orang itu
berkata "belum !"
lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-
ulang. Stop! Stop! teriakku
lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa
menghiraukan teriakanku.
Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke
dalam perapian. Panas ! Panas !
Teriakku dengan keras.
Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini
berkata "belum !"
Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan
membiarkan aku sampai
dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh
ternyata belum. Setelah
dingin aku diberikan kepada seorang wanita
muda
dan dan ia mulai mewarnai
aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop !
Aku
berteriak. Wanita itu
berkata "belum !"
Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan
ia
memasukkan aku lagi ke
perapian yang lebih panas dari sebelumnya!
Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil
menangis
aku berteriak
sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli
dengan
teriakanku.
Ia terus membakarku.
Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan
dingin. Setelah benar-benar
dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan
menempatkan aku dekat kaca.
Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku
hampir
tidak percaya, karena
di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang
begitu cantik. Semua kesakitan dan
penderitaanku
yang lalu menjadi sirna
tatkala kulihat diriku.
Renungan :
Seperti inilah Tuhan membentuk kita. Pada saat
Tuhan membentuk kita,
tidaklah menyenangkan, sakit, penuh
penderitaan,
dan banyak air mata. Tetapi
inilah satu-satunya cara bagi-Nya untuk
mengubah
kita supaya menjadi cantik
dan memancarkan kemuliaan-Nya.
"Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila
kamu jatuh ke dalam berbagai
pencobaan, sebab Anda tahu bahwa ujian
terhadap
kita menghasilkan ketekunan.
Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah
yang matang supaya Anda menjadi
sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu
apapun."
Apabila Anda sedang menghadapi ujian hidup,
jangan kecil hati, karena Dia
sedang membentuk Anda. Bentukan-bentukan ini
memang menyakitkan tetapi
setelah semua proses itu selesai, Anda akan
melihat betapa cantiknya Tuhan
membentuk Anda
belanja di sebuah
toko suvenir untuk mencari
hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata
mereka
tertuju kepada sebuah cangkir
yang cantik.
"Lihat cangkir itu," kata si nenek kepada
suaminya.
"Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah
aku lihat," ujar si kakek.
Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba
cangkir yang dimaksud
berbicara, "Terima kasih untuk perhatiannya,
perlu
d**etahui bahwa aku
dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir
yang
dikagumi, aku hanyalah
seonggok tanah liat yang
tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang
pengrajin dengan tangan kotor
melempar aku ke sebuah roda berputar.
Kemudian
ia mulai memutar-mutar aku
hingga aku merasa pusing. Stop! Stop! Aku
berteriak, Tetapi orang itu
berkata "belum !"
lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-
ulang. Stop! Stop! teriakku
lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa
menghiraukan teriakanku.
Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke
dalam perapian. Panas ! Panas !
Teriakku dengan keras.
Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini
berkata "belum !"
Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan
membiarkan aku sampai
dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh
ternyata belum. Setelah
dingin aku diberikan kepada seorang wanita
muda
dan dan ia mulai mewarnai
aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop !
Aku
berteriak. Wanita itu
berkata "belum !"
Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan
ia
memasukkan aku lagi ke
perapian yang lebih panas dari sebelumnya!
Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil
menangis
aku berteriak
sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli
dengan
teriakanku.
Ia terus membakarku.
Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan
dingin. Setelah benar-benar
dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan
menempatkan aku dekat kaca.
Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku
hampir
tidak percaya, karena
di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang
begitu cantik. Semua kesakitan dan
penderitaanku
yang lalu menjadi sirna
tatkala kulihat diriku.
Renungan :
Seperti inilah Tuhan membentuk kita. Pada saat
Tuhan membentuk kita,
tidaklah menyenangkan, sakit, penuh
penderitaan,
dan banyak air mata. Tetapi
inilah satu-satunya cara bagi-Nya untuk
mengubah
kita supaya menjadi cantik
dan memancarkan kemuliaan-Nya.
"Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila
kamu jatuh ke dalam berbagai
pencobaan, sebab Anda tahu bahwa ujian
terhadap
kita menghasilkan ketekunan.
Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah
yang matang supaya Anda menjadi
sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu
apapun."
Apabila Anda sedang menghadapi ujian hidup,
jangan kecil hati, karena Dia
sedang membentuk Anda. Bentukan-bentukan ini
memang menyakitkan tetapi
setelah semua proses itu selesai, Anda akan
melihat betapa cantiknya Tuhan
membentuk Anda