|
Post by Gatot Arifianto on Nov 30, 2005 11:48:55 GMT -5
Ibrahim Kehendak ialah wani iman pada kabut kabut Namrud yang pilon dan sepia sinetron! Maka desau angin pantai bagi nelayan, serangga di rumput real estate, serta pekik wong cilik bagi elitelit tengik sebuah republik. Lantaran hanya percuma licin yang dingin Mussolini, gotgot chikungunya, dan lengking anjing koalisi menggempur gemuruh debur ngebor abad sekarat, bareng malam Robben Afrika Mungkin, kerna selain luka, jengah dan musti atau denyut Freud di ciut nadi Solilokui Sokrates ritmis Maha Dewi Padi :Hidup yang tak diteliti, tak layak dihayati1! Save my soul! Binarung keikhlasan Ismail dipancung jagal patung lonely dan khusyuk sisan yakin maskulin memburu pedang Kudus! Cah angon-cah angon, penekno blimbing kuwi Lunyu-lunyu peneken kanggo masuh dodot-ira2. Hayfa, aku ingat bulan remajamu yang menetes dari girl thingy bau pemilu, panjipanji ambisi sengketa kita, derap kavaleri polusi saban hari, juga sejarah yang keras dan bengkok palu arit! Tuhan, bukalah pintu negriMu. Sebab di sini, di alam kematian Wali Murtad Engkau dan para nabi sebatas tokoh fiksi yang tiran lagi banyak aturan!
Nusantara 2003
Catatan Kaki Puisi Save My Soul: 1. Sokrates 2. Anak gembala-anak gembala, panjatkan pohon belimbing itu. Licin-licin panjatlah, untuk mencuci kotoran yang melekat padamu.
|
|