|
Post by Gatot Arifianto on Nov 30, 2005 11:44:50 GMT -5
: Susana Ekawati
Lintanglintang di malam Papua Meneteskan liur binarung jakun lift-eskalator atau lengan bermain barbel natkala vibrasi kafahmu tektonik mengabarkan garis pedang kalifah lewat keberangkatan kereta sungguh adalah niscaya Selain gaib khilaf pun tolol cemeti derap dan derap biadabku dari kemarau ke hujan Gedunggedung gendut rencana jahil tengil sehingga munafik maha tengik yang menyempurnakan bacin urine selusin lorong Asyiknya ramerame invansi tanah tua dan papa kita untuk Cordoba atau mungkin Karbala
Penawaran-kota silih berganti Cemas, pening dan genting geliat laknat buldoser menggusur damai kaki lima yang mini : Impian, ajari ruhku mematahkan jarum jam untuk-Nya! Hanya dan hanya terjaga Wibisana Tak ayal, pada bayang mata Simamu yang menjanjikan Babilonia Harun Al Rasyid kutabuh khianat sekaligus munajat dengan melankoli polifonik sebelum kaki menginjak Senin yang dingin Jalaran luka dan luka tak pernah mampu menjelma headline kematian presiden
Indonesia 2005
|
|
|
Post by Tyas on Feb 26, 2006 8:32:12 GMT -5
bagus...teruslah berkarya
|
|