|
Post by faishalhimawan on Mar 24, 2006 16:25:51 GMT -5
Nyanyian Bocah DewasaDi sebuah ruang kelas, berlantai bumi baratap langit ( semoga Tsunami tidak transmigrasi ke sini ) Murid-murid kelas satu Sekolah Dasar Negeri Maju satu persatu untuk menyanyi Seorang bocah laki-laki maju mengawali Tampaknya dia anak pendaki, dengan lantang ia menyanyi -Naik-naik ke puncak gaji / Tinggi-tinggi sekali Kiri kanan kulihat saja / Banyak rakyat sengsara Berikutnya, bocah lelaki juga Mungkin anaknya seorang peramal Agak tersipu dia maju Rakyat kecil di negeri yang miskin / Amat banyak di desa di kota Aku ingin datang dan memberi / Damai hati di tempat dia berada-Seorang murid perempuan, maju ke depan sebelum dipanggil namanya Bapaknya seorang pelukis, demikian tertulis di data siswa -Petinggi…petinggi alangkah enakmu / datang duduk dengar di kursi yang biru Pemilihmu bingung, ada apa gerangan / Petinggi…petinggi saingan Tuhan-Bel Istirahat sebentar lagi berbunyi Bu guru memanggil satu anak lagi Serak suaranya dan paling jelek kalau menyanyi Anak seorang penjual balon -Nyawaku ada lima / rupa-rupa warnanya Beras gula tembakau / minyak tanah dan bensin Meninggi harga bensin,deg / hatiku sangat kacau Nyawaku tinggal empat / menegang dan sekarat-Bel pun berbunyi Bu guru, terselip rasa bangga di dadanya Tak pernah diajarkannya lirik lagu yang demikian Tapi muridnyalah yang menciptakan Dimata mereka, orang-orang dewasa telah tiada Surabaya, 10\12\05
|
|